Minggu, 05 Februari 2017
Kamis, 02 Februari 2017
INSTALASI GPS ESSENTIALS
Bahan ajar ini merupakan bagian dari Diklat Sistem Informasi Geografis Berbasis Ponsel
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi handphone (telepon selular) saat ini telah berkembang sangat pesat. Sebagian besar alat ini sekarang telah dilengkapi dengan alat Receiver GPS yang tidak menggunakan pulsa, tetapi tersambung langsung ke satelit NASA. Dengan berkembangnya sistem operasi pada telepon seluler seperti android yang memudahkan pengguna mengunduh datanya ke komputer atau sebaliknya.
Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi merekasendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Salah satu aplikasi GPS yang berbasis android adalah GPS essentials. Aplikasi ini ada yang berbayar dan ada juga yang gratis. Aplikasi ini dapat diunduh langusng melalui telepon selular yang terhubung dengan internet melalui Market atau Play Store. Saat ini hampir semua masyarakat mempunyai telepon seluler. Tetapi umumnya mereka belum bisa memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang ada pada perangkat yang mereka punyai.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi peserta diklat dalam melakukan pengukuran areal menggunakan telepon seluler (ponsel) yang mempunyai fasilitas GPS. Hal-hal yang dibahas dalam mata diklat ini antara lain instalasi GPS essentials pada ponsel, setting GPS Essential pada ponsel, pengukuran dan pengambilan data serta membuat rute. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan andragogi.
II. INSTALASI GPS ESSENTIALS
Langkah awal untuk melakukan instalasi GPS Essentials pada ponsel adalah melakukan pengunduhan, dimana telepon selular harus tersambung ke internet.
Sentuh Market atau Play Store maka akan tersambung kepenyedian layanan aplikasi.
Sentuh tanda telusur dan ketik gps essentials kemudian tekan kembali telusur.
Pilih GPS Essentials yang gratis kemudian pilih setuju diunduh dan tunggu sampai pengunduhan selesai dan biarkan terpasang aplikasi tersebut. Setelah selesai akan terpasang ikon dilayar sebagai berikut :
Setelah itu, cobalah untuk masuk ke GPS essential dengan cara membuka menu pada Androidmu lalu pilih dengan mengklik tanda GPS essentialnya. Apabila di sentuh GPS Essentials akan terdapat 16 fungsi dari GPS Essentials ini, yaitu sebagai berikut :
1) Dashboard
2) Camera
3) Compass
4) Portable Maps
5) Google Maps
6) Waypoint
7) Routes
8) Tracks
9) Streams
10) Satellites
11) Pictures
12) Messages
13) Tags
14) Setting
15) Donate
16) Affiliates
Di menu GPS essential tersebut tampak beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan di GPS Essential. Kita tidak akan membahas satu per satu mengenai fitur yang ada di sana, Namun disini akan diterangkan beberapa fitur yang dirasa cukup penting dalam penggunaan GPSessential ini nantinya.
III. SETTING GPS ESSENTIALS
Pengaturan/Setting alat sangat diperlukan sebelum memulai navigasi supaya data yang ditampilkan pada alat sesuai dengan keinginan pengamat ataupun sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
A. Dashboard
Dashboard ini adalah fitur GPS Essential yang mempermudah kita menampilkan informasi yang ingin kita munculkan nanti. Fitur dashboard ini juga dimiliki oleh GPS sungguhan Merk Garmin. Klik pada Dashboard dan akan muncul tampilan seperti ini :
Karena baru saja di install, maka GPS essential belum dapat membaca apapun pada tampilan Dashboardnya. Klik pada layar atau tanda plus (+) di bagian atas.
Setelah di klik maka akan muncul tampilan seperti di atas. Tampilan itu menunjukkan item-item yang nantinya mau dimunculkan pada Dashboard. Pengguna dapat menscroll terus ke bawah jika ingin menampilkan lebih banyak informasi, untuk tiap itemnya. GPS essential hanya memberikan informasi singkat mengenai item-item tersebut.
Berikut akan dijelaskankan beberapa item yang cukup penting untuk diketahui:
- Accuracy: Menampilkan akurasi pembacaan koordinat yang nanti akan muncul.
- Altitude: Menunjukkan ketinggian tempat kita berada.
- Altitude Made Good: Menunjukkan perbedaan tinggi antara titik awal kita berada dengan posisi kita saat ini.
- Altitude To Go: Menunjukkan perbedaan tinggi antara titik yang akan dituju dengan posisi kita saat ini.
- Bearing: Sudut yang dibentuk dari arah utara terhadap posisi kita saat ini (Azimuth).
- Reverse Bearing: Sudut yang dibentuk dari posisi kita saat ini terhadap arah utara (Back Azimuth).
- Latitude: Koordinat bujur pada posisi kita berada.
- Longitude: Koordinat lintang pada posisi kita berada.
Untuk memilih item yang akan ditampilkan di dasahboard, klik pada item yang ingin dimunculkan lalu klik Close maka item akan muncul tampilan item yang telah kita pilih.
Contoh dashboard yang telah terisi:
Pada Dashboard di atas terlihat pembacaan koordinat masih kosong dan item yang lain masih berwarna kuning. Hal ini dikarenakan fitur GPS pada android belum dinyalakan. Cukup geser bagian atas layar android dan aktifkan fitur GPSnya.
Setelah GPS diaktifkan tunggulah sebentar atau cari tempat terbuka agar Androidmu dapat menerima sinyal dari satelit. Setelah sinyal satelit dapat diterima dengan baik maka tampilan Dashboardnya tadi akan berubah menjadi seperti ini:
Angka pada Accuracy akan terus turun seiring semakin banyaknya sinyal satelit yang diterima. Semakin kecil angka pada Accuracy menunjukkan koordinat yang ditunjukkan pada GPS essential semakin tepat.
B. Setting GPS Essentials
Banyak hal yang dapat diatur atau di-setting pada GPS Essentials ini. Secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut:
Pada penggunaan sederhana, hal-hal yang penting dalam pengaturan adalah pengaturan antara lain adalah Unit, Format Posisi, Datum Peta, Kompas, dan Suhu, sesuai yang diinginkan.
Untuk pilihan unit yang biasa digunakan adalah meter (SI), format posisi yang biasa digunakan adalah UTM UPS (koordinat UTM) dan degrees, minutes, second (koordinat geografis), hal ini tergantung dari keinginan navigator. Untuk datum peta harus menggunakan WGS 84, karena datum inilah yang digunakan di Indonesia.
Langkah-langkap pengaturan GPS Essentials adalah sebagai berikut:
1) Pilih/Tap (sentuh) menu Setting
2) Lakukan pengaturan berikut:
- GPS Update Interval: untuk memilih interval penentuan posisi oleh GPS, ada banyak pilihan dimulai dari fastest (tercepat) sampai 1 hour (satu jam). Apabila dipilih fastest akan meningkatkan kemampuan membaca signal satelit, tetapi akan mengkonsumsi baterai lebih banyak.
- Tracking Update Interval: memilih interval penentuan posisi yang akan disimpan dalam track. Apabila pilih interval yang lebih kecil dari GPS Update Interval, maka yang akan digunakan adalah interval yang dipilih pada GPS update interval.
- Unit: Pilih Kilometer, Meter.
- Position Datum : World Geodetic System 1984
- Position Format, untuk geografis silahkan pilih bentuknya; bisa dalam bentuk derajat dalam desimal, derajat menit detik, derajat menit (Degrees, Minutes, Seconds) atau UTM.
- Bearing, pilih True North, apabila ingin ditunjukkan utara sebenarnya.
- Demikian seterusnya, pengaturan dipilih sesuai dengan keperluan dan keinginan pengguna.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
- Instalasi GPS Essentials pada telepon selular merupakan langkah awal yang penting sebelum menggunakan GPS pada ponsel dalam pengukuran areal.
- Proses instalasi GPS Essentials pada telepon selular memerlukan sambungan ke internet.
- Pengaturan/Setting alat sangat diperlukan sebelum memulai navigasi supaya data yang ditampilkan pada alat sesuai dengan keinginan pengamat ataupun sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
- Pengukuran dan pengambilan data menggunakan GPS Essentials dilakukan dengan membuat waypoint, input data waypoint secara manual dan membuat track.
- Route/rute bermanfaat untuk menentukan rencana perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan menampilkan jalan-jalan yang harus dilalui untuk mencapai tempat tujuan.
B. Implikasi
Dengan telepon selular yang mempunyai fasilitas GPS maka pengguna telepon selular sudah dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data di lapangan dengan membuat waypoint, input data waypoint secara manual dan membuat track serta membuat rute. Hal-hal ini sangat sebagai dasar penting jika akan melakukan proses pengukuran pada areal tertentu.
C. Tindak lanjut
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini tersedia receiver GPS yang merupakan fasilitas tambahan pada telepon-telepon selular. Dimana pemanfaatan fasilitas ini tidak membutuhkan biaya tambahan dengan fungsi yang sama dengan receiver GPS navigasi lainnya malah untuk beberapa aplikasi melebihi fasilitas dari receiver GPS navigasi pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. GPS Essentials. Getting Started. Covers Version 3.1.2. Holzkirchen: Michael Schollmeyer Software Engineering.
Anonim. 2011. Data East. Using Xtools Pro For ArcGis. Version 8.1. Data East soft, LLC. USA.
Samsung. 2014. Buku Panduan Pengguna Samsung Galaxy S5 SM-G900H. Samsung Electronic.
Setiawan I. 2014. Penggunaan GPS pada Telepon Seluler. Makassar: Balai Diklat Kehutanan Makassar.
Anonim. 2011. Data East. Using Xtools Pro For ArcGis. Version 8.1. Data East soft, LLC. USA.
Samsung. 2014. Buku Panduan Pengguna Samsung Galaxy S5 SM-G900H. Samsung Electronic.
Setiawan I. 2014. Penggunaan GPS pada Telepon Seluler. Makassar: Balai Diklat Kehutanan Makassar.
Rabu, 18 Januari 2017
SEJARAH SINGKAT E-LEARNING DAN E-LEARNING DI INSTITUSI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Unknown 22.34 elearning, internet, online, pelatihan, pendidikan No comments
Oleh
Dr. Agus Setiawan, S.Hut, MP
Widyaiswara Madya Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda
Dr. Agus Setiawan, S.Hut, MP
Widyaiswara Madya Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda
Abstract
E-Learning sudah berkembang jauh setidaknya tahun 1924 jauh sebelum abad millenium seperti saat ini. Namun perkembangannya semakin cepat seiring dengan perkembangan teknologi seperti komputer, smartphone dan jaringan internet. Institusi pendidikan seperti Perguruan Tinggi dan Lembaga Diklat sudah mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis internet ini. Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Terbuka, Lembaga Pertahanan Nasional, Pusdiklatwas BPK, Kementerian Perindustrian, dan Pusdiklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memulai e-learning. Implementasinya diharapkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kata Kunci : e-learning, online, internet, pendidikan, pelatihan
A. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI dalam hal ini adalah E-learning, dimana e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas).
Keberhasilan kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (pegawai) yang dimilikinya. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang kompeten dan berkualitas, maka instansi pemerintah perlu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang bermutu, sesuai kebutuhan organisasi dan dilaksanakan secara berkesinambungan. E-learning adalah sebuah pembelajaran pada semua tingkatan formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (baik internet maupun intranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi atau fasilitas.
E-learning bukan tanpa permulaan, e-learning sempat diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu e-learning terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan TI (Najib dkk, 2014). Semenjak kemunculannya pertama kali, E-learning terus berkembang dan berkembang, termasuk di Indonesia.
E-learning bukan tanpa permulaan, e-learning sempat diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu e-learning terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan TI (Najib dkk, 2014). Semenjak kemunculannya pertama kali, E-learning terus berkembang dan berkembang, termasuk di Indonesia.
Saat ini, telah banyak institusi pendidikan di Indonesia yang telah melaksanakan pendidikan berbasis e-learning, contohnya saja beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Begitu juga dengan lembaga pendidikan dan pelatihan yang berada di bawah Kementerian yang ada di Indonesia, seperti Lembaga Pertahanan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan masih banyak yang lain. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah memulai pendidikan dan pelatihan berbasis e-learning yang digabungkan dengan metode konvensional menjadi Blended Learning perlu belajar dan mencontoh e-learning di Kementerian lain dan mengimplementasikannya hal positif tersebut secara internal dengan penyesuaian yang tepat sesuai dengan kondisi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
B. Sejarah Singkat E-learning
Konsep Pembelajaran Berbasis Komputer dan Jaringan seringkali diartikan hanya sebagai e-learning atau Distance Learning. Perkembangan konsep E-learning ini ditandai dengan munculnya situs-situs yang melayani proses belajar mengajar dengan berbasiskan komputer dan jaringan sejak era 15 tahun yang lalu di seluruh pelosok Internet dari yang gratis maupun yang komersial(Adawi, 2014). Sejarah E-learning di Indonesia dapat dirunut secara waktu sebagai berikut :
1990
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
1994
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
1997
LMS (Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.
1999
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Di dunia, E-learning sudah dimulai sekitar tahun 1924 (Terry and Kid , 2010) dan jika dirunut secara waktu maka sebagai berikut.
1924
Tahun ini dikenal dengan kemunculan The First “Testing Machine”. Profesor Sidney Pressey dari Ohio State University memperkenalkan alat bernama “ Automatic Teacher”. Percobaan ini gagal.
1954
Testing Machine dibuat kembali oleh Profesor BF Skinner dari Harvard University dan berhasil diterapkan di sekolah.
1960
Kemunculan The Computer Based Training (CBT) dengan Programmed Logic for Automated Teaching Operation atau lebih dikenal dengan sebutan PLATO.’
1966
Profesor Psikologi Patrick Suppes dan Richard C Atkinson dari Standford University menggunakan Computer Aided Instruction untuk mengajar matematika dan membaca untuk anak-anak Sekolah Dasar.
1969
Internet mulai dibuat oleh US Departement of Defense.
1970
Komputer semakin diperbaharui menjadi komputer modern, CBT pun juga ikut bertransformasi.
1980s
Macintosh muncul dan dimulainya perkembangan komunitas online untuk berbagi informasi, permulaan munculnya e-learning modern.
1990s
Kelahiran pertama “Digital Native”, munculnya e-mail menjadi Zaman Baru bagi e-learning dan e-learning mulai tertata dengan baik.
2000s
Pihak bisnis mulai mengadopsi e-learning menjadi pusat pelatihan bagi pekerjanya. Tools untuk e-learning sudah mulai banyak ragam yang bermunculan.
2010s
Zaman e-learning yang sebenarnya dimana e-learning sejalan dengan momentum kemunculan social media, dimana manusia sudah bisa berbagi informasi mengenai hal apa saja melalui electronik secara online.
1990
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
1994
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
1997
LMS (Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.
1999
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Di dunia, E-learning sudah dimulai sekitar tahun 1924 (Terry and Kid , 2010) dan jika dirunut secara waktu maka sebagai berikut.
1924
Tahun ini dikenal dengan kemunculan The First “Testing Machine”. Profesor Sidney Pressey dari Ohio State University memperkenalkan alat bernama “ Automatic Teacher”. Percobaan ini gagal.
1954
Testing Machine dibuat kembali oleh Profesor BF Skinner dari Harvard University dan berhasil diterapkan di sekolah.
1960
Kemunculan The Computer Based Training (CBT) dengan Programmed Logic for Automated Teaching Operation atau lebih dikenal dengan sebutan PLATO.’
1966
Profesor Psikologi Patrick Suppes dan Richard C Atkinson dari Standford University menggunakan Computer Aided Instruction untuk mengajar matematika dan membaca untuk anak-anak Sekolah Dasar.
1969
Internet mulai dibuat oleh US Departement of Defense.
1970
Komputer semakin diperbaharui menjadi komputer modern, CBT pun juga ikut bertransformasi.
1980s
Macintosh muncul dan dimulainya perkembangan komunitas online untuk berbagi informasi, permulaan munculnya e-learning modern.
1990s
Kelahiran pertama “Digital Native”, munculnya e-mail menjadi Zaman Baru bagi e-learning dan e-learning mulai tertata dengan baik.
2000s
Pihak bisnis mulai mengadopsi e-learning menjadi pusat pelatihan bagi pekerjanya. Tools untuk e-learning sudah mulai banyak ragam yang bermunculan.
2010s
Zaman e-learning yang sebenarnya dimana e-learning sejalan dengan momentum kemunculan social media, dimana manusia sudah bisa berbagi informasi mengenai hal apa saja melalui electronik secara online.
C. E-learning di Institusi Pendidikan
Di Indonesia, Sistem E-learning sudah diadopsi oleh Institusi Pendidikan baik formal dan Informal. Adopsi sistem ini paling terlihat implementasinya pada Insitusi Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang berada dibawah suatu kementerian. Saat ini hampir semua perguruan tinggi dan lembaga pendidikan dan pelatihan melaksakan E-learning. Berikut adalah beberapa contoh pelaksana dan tampilan LMS di Institusi Pendidikan.
1. E-learning di Perguruan Tinggi
E-learning mulai diperkenalkan dan familiran semenjak diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu e-learning terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan TI. Semenjak itu e-learning berkembang di Perguruan Tinggi. Berikut beberapa contoh Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah melaksananan e-learning.
a. Universitas IndonesiaUniversitas Indonesia memiliki sistem pendidikan jarak jauh dengan nama Student Centered e-Learning Environment atau lebih dikenal dengan SCELE. SCELE bisa diakses di halaman situs www.scele.ui.ac.id . Tampilan halaman depan didominasi dengan warna putih dengan bagian header berwarna abu-abu dan background merah untuk pilihan tab menu website (Gambar 1) .
Pada website ini juga disediakan Manual Book yang cukup lengkap mulai dari cara membuat kelas online, cara membuat kuis, cara membuat bank soal, dan modul statistik kuis. Pembuatan SCELE juga menggunakan moodle, karena moodle adalah salah satu tools e-learning paling familiar dan open source. Untuk materi-materi yang bisa didownload, SCELE terhubung dengan google drive sebagai cloud storage.
b. Institut Teknologi Bandung
Tampilan yang didominasi oleh warna biru, dengan penegasan warna biru lebih gelap di bagian header. Menu yang bisa diakses dib=bentuk dalam bentuk box di halama home website (Gambar 2). E-Learning Service in ITB, inilah nama dari sistem pembelajaran e-learning di Institut Teknologi Bandung dan berbentuk UPT dan bisa diakses di alamat www.elearning.itb.ac.id . Website ini sudah sangat lengkap, mulai dari visi dan misi, struktur organisasi, video conference, bahkan menyediakan pelatihan untuk pengenalan e-learning bagi dosen dan asisten dosen.
Ada yang menarik dari sistem e-learning di ITB ini, yaitu tersedianya link khusus blended learning in ITB. Dengan halaman website yang berbeda yaitu www.blendedlearning.itb.ac.id (Gambar 3). ITB telah memisahkan bagian mana yang dianggap pembelajaran yang bisa dilaksanan dengan e-learning dengan yang merupakan penggabungan e-learning dan tatap muka (blended).
c. Universitas Gajah Mada
eLisa atau e-Learning System for Academic Community, merupakan sistem pendidikan daring yang dibangun oleh Universitas Gajah Mada (Gambar 4). Tampilan dengan header biru muuda dan dominan warna coklat muda dan putih. Website ini bisa diakses di www.elisa.ugm.ac.id . Pada eLisa ditampilkan komunitas e-learning yang ada pada setiap jurusan kuliah yang telah melaksanakan e-learning.
d. Universitas Terbuka
E-learning Universitas Terbuka (UT) dapat diakses di alamat www.elearning.ut.ac.id (Gambar 5) . Dengan tampilan dominan warna biru dan abu-abu, sistem e-learning UT bisa dikatakan menjadi contoh untuk pelaksanaan e-learning di Indonesia. Sistem e-learning UT menjangkau hampir semua orang yang mengikuti program perkuliahan di UT. Pada sistem ini ditampilkan layanan pembelajaran online dan pendukungnya seperti peraturan, jadwal, kalender akademik, komunitas online, dan lain-lain.
a. Lembaga Pertahanan Nasional
E-Learning pada Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANAS) bisa diakses di alamat www.elearning.lemhanas.go.id . Tampilan dominan putih dengan header berwarna ungu. E-learning dari lemhanas ini juga support dalam pembelajaran dengan video conference.
b. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui Pusdiklatwas BPKP memiliki kewajiban memberi pelatihan dan pendidikan serta membentuk auditor dengan jumlah yang cukup banyak. Program pembelajaran e-learning Pusdiklatwas BPKP dapat diakses di alamat www.lms.bpkp.go.id . Tampilan halaman mukanya cukup menarik dengan menu dibuat box dengan backgroud menu blur (Gambar 7).
c. Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian memiliki program pembelajaran secara online melalui websitenya dengan alamat http://www.kemenperin.go.id/e-learning. Tampilan website dominan putih dan tidak banyak menu untuk akses pembelajaran online (Gambar 8). Kementerian Perindustrian hanya menggunakannya sebagai akses download materi/bahan bacaan pelatihan.
d. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
E-Learning di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tergolong masih baru dilaksanakan, mulai dibangun di tahun 2014 dan diujicobakan di tahun 2015 dengan metode bleded learning. E-learning ini dapat diakses di alamat www.pusdiklathut.org/elearning/ . Tampilan halaman depan dominasi warna putih dengan header berwarna biru (Gambar 9). Pelaksanaan pembelajaran online sudah bisa mencakup hingga chatting secara online, dan juga didukung dengan materi pelatihan yang bukan hanya dalam bentuk doc yang bisa didownload tapi juga materi yang dibuat secara online.
Tulisan telah dimuat pada Majalah Himba Etam Edisi 22 Juli 2016 terbitan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda
Gambar 1. Halaman depan Website E-Learning Universitas Indonesia
Pada website ini juga disediakan Manual Book yang cukup lengkap mulai dari cara membuat kelas online, cara membuat kuis, cara membuat bank soal, dan modul statistik kuis. Pembuatan SCELE juga menggunakan moodle, karena moodle adalah salah satu tools e-learning paling familiar dan open source. Untuk materi-materi yang bisa didownload, SCELE terhubung dengan google drive sebagai cloud storage.
b. Institut Teknologi Bandung
Tampilan yang didominasi oleh warna biru, dengan penegasan warna biru lebih gelap di bagian header. Menu yang bisa diakses dib=bentuk dalam bentuk box di halama home website (Gambar 2). E-Learning Service in ITB, inilah nama dari sistem pembelajaran e-learning di Institut Teknologi Bandung dan berbentuk UPT dan bisa diakses di alamat www.elearning.itb.ac.id . Website ini sudah sangat lengkap, mulai dari visi dan misi, struktur organisasi, video conference, bahkan menyediakan pelatihan untuk pengenalan e-learning bagi dosen dan asisten dosen.
Gambar 2. Halaman depan E-Learning Services in ITB
Ada yang menarik dari sistem e-learning di ITB ini, yaitu tersedianya link khusus blended learning in ITB. Dengan halaman website yang berbeda yaitu www.blendedlearning.itb.ac.id (Gambar 3). ITB telah memisahkan bagian mana yang dianggap pembelajaran yang bisa dilaksanan dengan e-learning dengan yang merupakan penggabungan e-learning dan tatap muka (blended).
Gambar 3. Halaman depan Blended Learning ITB
c. Universitas Gajah Mada
eLisa atau e-Learning System for Academic Community, merupakan sistem pendidikan daring yang dibangun oleh Universitas Gajah Mada (Gambar 4). Tampilan dengan header biru muuda dan dominan warna coklat muda dan putih. Website ini bisa diakses di www.elisa.ugm.ac.id . Pada eLisa ditampilkan komunitas e-learning yang ada pada setiap jurusan kuliah yang telah melaksanakan e-learning.
Gambar 4. Tampilan depan Elisa
d. Universitas Terbuka
E-learning Universitas Terbuka (UT) dapat diakses di alamat www.elearning.ut.ac.id (Gambar 5) . Dengan tampilan dominan warna biru dan abu-abu, sistem e-learning UT bisa dikatakan menjadi contoh untuk pelaksanaan e-learning di Indonesia. Sistem e-learning UT menjangkau hampir semua orang yang mengikuti program perkuliahan di UT. Pada sistem ini ditampilkan layanan pembelajaran online dan pendukungnya seperti peraturan, jadwal, kalender akademik, komunitas online, dan lain-lain.
Gambar 5. Halaman depan e-learning Universitas Terbuka
2. E-learning di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Perkembangan pembelajaran online di institusi pendidikan seperti Perguruan Tinggi berefek pada berkembangnya juga sistem pembelajaran online di lembaga pendidikan dan pelatihan. E-learning dibuat oleh suatu lembaga diklat pemerintah untuk memudahkan pegawainya dalam memperoleh pengetahuan/ pembelajaran secara online. Hal ini memungkinkan para pegawai untuk belajar melalui komputer diunit kerja masing-masing sehingga informasi/ materi diklat yang didapat di kelas dapat diperoleh juga dengan mengakses komputer. E-learning menyediakanfasilitas dapat melihat dan engunduh materi diklat, mengunduh dan mengunggah tugas-tugas, mengerjakan soal-soal ujian secara on line, melihat nilai ujian, melihat peringkat diklat dan ikut serta dalam komunitas diskusi. Berikut beberapa contoh e-learning pada Kementerian/Lembaga Pemerintah.a. Lembaga Pertahanan Nasional
E-Learning pada Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANAS) bisa diakses di alamat www.elearning.lemhanas.go.id . Tampilan dominan putih dengan header berwarna ungu. E-learning dari lemhanas ini juga support dalam pembelajaran dengan video conference.
Gambar 6. Halaman depan website e-learning Lemhanas
b. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui Pusdiklatwas BPKP memiliki kewajiban memberi pelatihan dan pendidikan serta membentuk auditor dengan jumlah yang cukup banyak. Program pembelajaran e-learning Pusdiklatwas BPKP dapat diakses di alamat www.lms.bpkp.go.id . Tampilan halaman mukanya cukup menarik dengan menu dibuat box dengan backgroud menu blur (Gambar 7).
Gambar 7. Halaman depan website e-learning Pusdiklatwas BPKP
c. Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian memiliki program pembelajaran secara online melalui websitenya dengan alamat http://www.kemenperin.go.id/e-learning. Tampilan website dominan putih dan tidak banyak menu untuk akses pembelajaran online (Gambar 8). Kementerian Perindustrian hanya menggunakannya sebagai akses download materi/bahan bacaan pelatihan.
Gambar 8. Halaman depan website e-learning Kementerian Perindustrian
d. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
E-Learning di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tergolong masih baru dilaksanakan, mulai dibangun di tahun 2014 dan diujicobakan di tahun 2015 dengan metode bleded learning. E-learning ini dapat diakses di alamat www.pusdiklathut.org/elearning/ . Tampilan halaman depan dominasi warna putih dengan header berwarna biru (Gambar 9). Pelaksanaan pembelajaran online sudah bisa mencakup hingga chatting secara online, dan juga didukung dengan materi pelatihan yang bukan hanya dalam bentuk doc yang bisa didownload tapi juga materi yang dibuat secara online.
Gambar 9. Halaman depan website e-learning Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
D. Kesimpulan
Sistem
pembelajaran online (e-learning) tidak bisa kita hindari lagi seiring
dengan perkembangan IPTEK yang sangat cepat. Sistem pembelajar online
ini di Indonesia sudah diadopsi oleh institusi pendidikan seperti
Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. E-learning lebih
berkembang di Perguruan Tinggi dibandingkan Lembaga Diklat, namun ini
hanya masalah waktu, sistem e-learning di Lembaga Diklat saat ini dalam
proses perkembangan yang cukup cepat dan semakin besar. Kewajiban untuk
melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan jumlah peserta yang banyak
dan jangkauan yg luas serta waktu yang terbatas menjadi pendorong
perbaikan dan inovasi di bidang pembelajaran jarak jauh ini.
Referensi
Adawi R. 2014. Pembelajaran Berbasis E-Learning. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Kidd T T. 2010. A Brief History of eLearning. www.igi-global.com
Pamugar H, Najib W, dan Winarno WW. 2014. Model Evaluasi Kesuksesan dan Penerimaan Sistem Informasi E-learning pada Lembaga Diklat Pemerintah. Scientific Journal of Informatics Vol. 1.
www.elearning.itb.ac.id
www.blendedlearning.itb.ac.id
www.elisa.ugm.ac.id
www.elearning.ut.ac.id
www.elearning.lemhanas.go.id
www.lms.bpkp.go.id
www.kemenperin.go.id/e-learning
www.pusdiklathut.org/elearning/
Kidd T T. 2010. A Brief History of eLearning. www.igi-global.com
Pamugar H, Najib W, dan Winarno WW. 2014. Model Evaluasi Kesuksesan dan Penerimaan Sistem Informasi E-learning pada Lembaga Diklat Pemerintah. Scientific Journal of Informatics Vol. 1.
www.elearning.itb.ac.id
www.blendedlearning.itb.ac.id
www.elisa.ugm.ac.id
www.elearning.ut.ac.id
www.elearning.lemhanas.go.id
www.lms.bpkp.go.id
www.kemenperin.go.id/e-learning
www.pusdiklathut.org/elearning/